Kamis, 21 Juli 2011

3 Perkara Apabila Anak Adam Meninggal ( Mati )



Apabila mati anak Adam, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara : sedekah jariah, ilmu yang bermannfaat, dan anak yang shaleh yang mendoakannya. (HR Muslim)

Sesungguhnya orang yang memahami hadits ini akan melihat bagaimana pentingnya kita dalam mendidik anak-anak kita, anak kita dalah asset kita diakherat kelak yang tidak akan putus-putus dan terus mengalir kalau kita berhasil dalam mendidik nanak-anak kita menjadi anak yang shaleh yang selalu mendoakan kita.

Apa yang kita ajarkan kepadanya berupa shalat, puasa, akhlak yang mulia dan perbuatan baik yang lain merupakan ilmu yang bermanfaat baginya. Sehingga kita akan mendapat pahala dari apa-apa yang telah kita ajarkan.
Ini merupakan bukti yang membenarkan perkataan junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam dalam hadits Shahih-nya, “Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan ganjaran sebagaimana ganjaran yang diterima oleh orang-orang yang mengikutinya dimana tidak berkurang sedikit pun baginya ganjaran-ganjaran mereka. Sebaliknya, barangsiapa mengajak kepada suatu kesesatan, maka ia akan mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya dimana tidak berkurang sedikit pun baginya dosa-dosa mereka.”

Demikian juga sebaliknya dengan belajar dari ayahnya perbuatan yang buruk, menghisap rokok misalnya, atau menyaksikan tayangan-tayangan telanjang di televis atau video atau hal-hal buruk lainnya, maka si ayah juga akan mendapatkan dosa dan keburukan-keburukan persis sebagaimana yang dilakukan oleh anaknya.

Dalam hadits dikatakan, “Sesungguhnya Allah akan menanyakan setiap pemimipin mengenai apa yang ia pimpin, apakah ia meramut atau menyia-nyiakannya, hingga setiap laki-laki pun akan ditanya mengenai keluarganya.”
Kajian ayat-ayat Al-Qur`an, hadits-hadits, riwayat-riwayat dari para imam keluarga Nabi saw dan para ulama yang lain, serta kajian-kajian sejarah dan bukti-bukti penelitian menunjukkan bahwa orang tua memiliki pengaruh penting dan dampak langsung terhadap perjalanan nasib dan masa depan anak-anak mereka, baik di masa kanak-kanak, di masa remaja, maupun setelah dewasa.

Orang tua yang meramut dan memperlakukan anak-anak mereka dengan kasih sayang, perhatian, pendidikan, pengawasan, dan pengarahan dengan baik sesuai norma-norma agama, sehingga akan membawa anak-anak menuju pintu gerbang kebahagiaan baik kebahagian di dunia maupun kebahagiaan di akherat. Sebaliknya orang tua yang tidak mendidik mereka dengan baik bahkan mengabaikan mereka dalam pendidikan agamanya, akan menjadikan mereka sebagai mangsa kesengsaraan, menempatkannya jauh dari jalan kebenaran, serta mengantarkannya ke tepi jurang kehancuran dunia akherat.

Setiap orang iman yang faham ia akan sadar dengan sepenuhnya bahwa ia bukan hanya harus memperhatikan masa depan anak-anak mereka di dunia, tetapi juga harus membawa mereka pada kebahagiaan abadi di akhirat nanti. Cukuplah hal itu diingatkan oleh Al-Qur’an dalam surat At-Tahrim ayat (6) yang artinya, “ Wahai orang – orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batuan. “ 

Didalam surah Az-Zumar ayat (15) kita juga diingatkan agar tidak membuat diri kita dan keluarga kita merugi di hari kiamat kelak. Dalam ayat itu Allah menyatakan yang artinya “sesungguhnya orang-orang yang merugi adalah orang-orang yang merugikan keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata”.

Ingatlah anak anda adalah cermin diri anda, semoga manfaat dan barokah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar