1.الشَهَوَاتِ فِتَنُ ialah keinginan-keinginanyang tidak bisa dikendalikan, seperti keinginan seorang untuk mendapatkan lawan jenisnya, sehingga timbul pelanggaran-pelanggaran sampai kepada pelanggaran had/zina.
2.فِتَنُ الشُبُهَاتِ fitnah kerancuan, serupa-serupa, tidak jalas apakah itu halal atau haram, syirik atau tidak, haq atau batal, semua rancau sehingga akhirnya yang haram dianggap halal, yang syirik dianggap tauhid, yang batal di anggap haq dan lain-lain.
3.فِتَنُ الغَيِّ وَالْضَّلاَلِ fitnah kesesatan bagi kita sudah jelas
Allah berfiman :
...فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلاَلُ * سوراة يونس 32
Artinya : " Tidak ada sesudah haq kecuali sesat."
Ternyata kesesatan itu dimasukkan kedalam hati sedikit deki sedikit tanpa terasa, untuk itu kita harus teliti dan hati-hati.
4.فِتَنُ الْمَعَاصِى وَالْبِدَعِ finah pelanggaran-pelanggaran, kemaksiyatan-kemaksiyatan dan bid'ah –bid'ah yang bisa membawa kepada syirik dan kufur
5.فِتَنُ الظُّلْمِ وَالْجَهْلِ fitnah aniaya dan kebodohan. Hati jadi kejam, jahat, suka menganiaya karena kebodohan hati membabi buta.
Dari kenyataan diatas wajib bagi kita selalu meneliti hai sendiri, mengenal keadaanya, menasehati terus menerus, bahwa jika hati itu baik maka berbahagialah nanti di akhirat. Kalau hati rusak, celakalah nanti di hari qiyamat. Dan ketahuilah setiap bertambah iman didalam hati dan kuat ketaqwaannya maka bertambah cahaya yang meneranginya, sehingga bisa membedakan antara haq dan batal, hidaya dan kesesatan. Abu Alhudriyi meriwayatkan :
Yang artinya :
"Sesungguhnya Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam berkata : hati itu ada empat macam : 1. Hati yang bersih, di dalamnya ada seperti lampu yang menerangi, 2. Hati yang tertutup yang diikat dengan tutupnya, 3. Hati yang dibalik, 4. Hati yang di lapisi. Adapun hati yang bersih adala hati orang mu'min di dalam ada cahaya lampu yang menerangi. Hati yang tertutup adalah hati orang kafir. Hati yang dibalik adalah hati orang munafik, dia mengerti yang haq kemudian dia mengingkarinya. Hati yang dilapisi adalah Hati yang didalamnya ada iman dan nifaq, maka perumpamaan iman dalam hati seperti tanaman sayuran yang tumbuh dan berkembang oleh karena air yang bersih, dan perumpamaan yang nifaq di dalam hati adalah seperti sebuah luka yang melebar oleh karena air nanah yang bercampur dengan darah, maka mana dua perkembangan (dua unsur) yang mengalahkan yang lain, maka dialah yang menang atas yang lain."
Dari keterangan diatas semakin jelas bagi kita, sesungguhnya tempat berputarnya amalan-amalan adalah bertumpuh pada hati. Anggota badan kita bisa melalakukan suatu perbuatan tidak ada lain kecuali karena digerakkan oleh hati, diperintah oleh hati. Jadi hati itu sumber segala gerak gerik, tingkah laku, uacapan dan perbuatan.
Maka kewajiban bagi kita untuk selalu meneliti hati kita, mengenal keadaan, menasehatinya, member pengertian bahwa baiknya hati itu menentukan kebahagiaan kita di akhirat nanti dan rusaknya hati kita itu membawa bencana yang tak berkesudahan di akhirat nanti.
Ketuhuilah sesungguhnya hati itu bisa di ibaratkan seperti sebuah benteng yang memiliki dinding tembok, di dalam tembok itu ada pintu dan jendela. Adapun yang bertempat tinggal didalamnya adalah akal. Malaikat berbolak balik datang ke dalam benteng, di dekat benteng ada sebuah kandang di dalamnya ada hawa nafsu dan syetan. Terjadilah perselisihan tanpa bisa dicegah, pertempuran antara penghuni benteng dengan penghuni kandang berkobar, syetan-syetan tidak henti-hentinya mengelilingi benteng mencari kelengahan penjaga (akal) dan mencari celah-celah yang dia bisak masuk ke dalamny, maka dati itu sudah semetinya bagi seorang penjaga harus mengetahui semua pintu-pintu benteng yang diserahkan kepadanya untuk dijaga. Begitu pula harus mengetahui jendela-jendela benteng jangan sampai penjaga lengah walaupu sekejap mata, karena musuh tidak akan tinggal diam. Ada seorang bertanya kepada Hasan Al Basri (perowi Hadits), "Apakah Iblis tidur?" Jawabnya, "Juka Iblis tidur, maka pasti kami menemui ketenangan" Benteng ini terang benderang dengan dzikir, mencorong dengan iman, di dalam ada cermin yang mengkilap yang dengannya bisa diketahui apa saja dan siapa saja yang lewat di sekeliling benteng, maka pertama kali yang dilakukan syetan adalah membuat asap yang tebal dalam kandang agar tembok benteng itu hitam, cermingnya kotor tidak bisa melihat apa saja dan siapa saja yang lewat di sekeliling benteng.
Musuhpun datang masuk ke dalam benteng tetapi kadang-kadang penjaganya datang, maka musuhpun pergi keluar dari benteng. Tetapi kadang-kadang penjaga lengah musuh bisa masuk merusak benteng, melukai penjaga, membelenggunya, menahannya dan memperbudaknya. Kemudian musuh bertempat tinggal dalam benteng mamasang jebakan-jebakan yang cocok dengan hawa nafsunya akhirnya jadilah dia seperti seorang yang mahir melakukan kejahatan-kejahatan. Dan sekuat-kuatnya belenggu yang digunakan membelenggu penjaga adalah kebodohan, dan yang cukupan kuatnya adalah hawa nafsu, dan yang selama-lamanya adalah kelalaian. Tetapi selama baju besi iman masih ada pada orang mu'min, panah musuh tidak akan mengenainya dalam pertempuran.
Al A'mas perna bercerita : telah menceritakan kepadaku orang yang berbicara dengan jin, mereka (jin) berkata, "yang paling berat bagi kami adalah (menggoda) orang yang mengikuti sunnah, dan yang paling mudah kami permainkan adalah orang yang mengikuti hawa nafsu."
Ketahuilah sesungguhnya syetan itu tidak masuk kecuali ke dalam hati yang kosong dari dzikir, taqwa, mukhlis dan yakin, maka dia memasukkan gangguan lantas dia bertempat di dalamnya. Celakanya lagi kalau hati yang di tempatinya itu berisi hawa nafsu dan syawat dimana kedua-duanya adalah kesenangan syetan, maka sulit untuk bisa menolaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar